WABAH virus korona (corona virus/2019-nCov) Wuhan membuat banyak orang khawatir. Penyebaran virus ini begitu pesat, bahkan belasan negara telah mengonfirmasi penyebaran virus mematikan ini.
Data terbaru berdasarkan dikutip CNN, lebih dari 6.000 orang terkena virus korona hingga mengakibatkan 170 orang meninggal dunia. Namun risiko penyebaran virus tersebut bukan berarti tak bisa diantisipasi.
Serangan virus, bakteri, infeksi dan lainnya, sangatlah bergantung pada sistem kekebalan tubuh yang bekerja mengidentifikasi dan melawan virus, bakteri, parasit serta memisahkannya dari jaringan pertahanan tubuh.
Direktur Klinik Kesehatan dan Kecantikan Rhed Clinic dr. Elvin Gultom, yang juga seorang Medical Trainer mengatakan, proses pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi semua jenis virus, kecuali HIV adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh.
“Virus itu bisa diatasi dengan daya tubuh yang bagus, tidak bisa dengan minum antibiotik. Sedangkan obat antivirus seperti Oseltamivir dianggap tidak memiliki efek dan masih dianggap kontroversial untuk penanganan virus korona," ucap Elvin dalam keterangan pers Hydro-Gen Fontaine PEM & Inhaler.
"Dengan daya tahan tubuh yang baik kita bisa melawan virus yang masuk ke dalam tubuh,” tambah dia.
Dokter Elvin juga menjelaskan, jika terjangkit virus, penanganan yang dilakukan adalah dengan menyembuhkan gejalanya.
”Misalkan, jika gejalanya ditandai dengan batuk, pilek, kesulitan bernapas atau demam, maka gejala itulah yang harus segera disembuhkan. Namun untuk membasmi virus itu sendiri, tetap daya tahan tubuh yang akan melawannya,” jelasnya.
“Penyebaran virus juga mudah terjadi apabila terdapat beberapa faktor di antaranya, daya tahan tubuh lemah, kurang gizi, kurang vitamin, dan memiliki penyakit kekebalan tubuh,” terang Dokter Elvin.
Cara kerja sel-sel pertahanan tubuh ini dapat terganggu, karena radikal bebas yang masuk dalam sel-sel pertahanan tubuh tersebut. Dokter Elvin menjelaskan, dibutuhkan antioksidan yang kuat dan juga aman bagi tubuh untuk menangkal radikal bebas yang bisa menggangu kinerja sel pertahanan tubuh.
Di luar mengonsumsi makanan bergizi dan kaya antioksidan. Penangkal radikal bebas tersebut bisa didapat dengan mengonsumsi air hidrogen atau inhalasi gas hidrogen.
“Air dan inhalasi hidrogen bisa menjadi salah satu cara membantu mengoptimalkan kerja sel-sel pertahanan tubuh. Melalui zatnya yang sangat ringan, molekul hidrogen dapat mengikat radikal bebas dalam sel tubuh,” tuturnya.
Hasil penelitian yang dilakukan Journal Medical Gas Research 2014 mengungkap bahwa molekul air hidrogen dengan kadar 1500 part per billion merupakan antioksidan kuat, antiapoptotik, dan antiinflamasi, sehingga memiliki potensi aplikasi medis dalam sel, jaringan dan organ.
(Martin Bagya Kertiyasa)