Demo Tolak RUU KUHP, Ini 5 Cara Tsamara Amany Beraksi

PENOLAKAN RUU KUHP bukan dilakukan oleh mahasiswa saja di Gedung DPR. Politisi cantik Tsamara Amany pun ikut bereaksi terkait hal ini.

Tapi Tsamara Amany tidak ikutan demo di Gedung DPR, melainkan dia menyampaikan aspirasinya di media sosial. Salah satu penolakan Tsamara Amany yakni menggugat batas usia dalam UU Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Potretnya pun dia bagikan lewat Instagram pribadinya @tsamaradki. Okezone pun mengulasnya lebih lanju, ditulis Rabu (25/9/2019).

Pergi ke MK bersama politisi muda lainnya

View this post on Instagram

Hari ini saya, @faldomaldini, @daranasution1 & kuasa hukum kami @rianernest menggugat batas usia dalam UU Pilkada ke Mahkamah Konstitusi. • Saat ini usia maju dalam Pilkada adalah minimal 25 tahun untuk walikota/bupati & 30 tahun untuk gubernur. Bagi kami ini diskriminasi. Sebab setiap warga negara berhak dipilih seperti ia berhak memilih dalam mekanisme yang demokratis. • Esensi dari demokrasi adalah memberi kuasa pada rakyat menentukan apakah seseorang layak atau tidak layak menjadi pejabat publik. UU tak seharusnya memberi limitasi karena yang berhak menentukan tingkat kematangan & kompetensi seseorang adalah rakyat melalui Pilkada sebagai mekanisme yang sah. • Ini untuk seluruh anak muda Indonesia. Bukan untuk kami. Anak muda boleh menduduki setiap jabatan publik jika ia mampu. Dan saya percaya, bahwa anak muda Indonesia memang mampu untuk itu. • #UUPilkada

A post shared by Tsamara Amany Alatas (@tsamaradki) on Sep 23, 2019 at 6:37am PDT

Tsamara Amany beserta Dara Nasution, Faldo Maldini, juga Kuasa Hukum Ria Ernest, mendatangi MK. Bukan tanpa maksud, mereka menggugat batas usia dalam UU Pilkada. Mereka menilai UU tersebut menjadi salah satu tindakan diskriminasi, jika syarat utama maju Pilkada usianya minimal 25 tahun untuk bupati atau walikota. Serta minimal usia 30 tahun baru boleh mengajukan jadi gubernur.

Peduli isu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang enggak asyik

View this post on Instagram

Ngomongin KPI yang belakangan ini makin nggak asik ft @tretanmuslim & @cokipardede666. • Hiya hiya hiya

A post shared by Tsamara Amany Alatas (@tsamaradki) on Aug 18, 2019 at 1:38am PDT

Tsamara Amany juga peduli dengan isu KPI yang menegur promosi Film Gundala dan kartun SpongeBob SquarePants. Menurutnya, KPI kini lagi enggak asyik dan bersahabat dengan seniman Indonesia, juga kaum muda. Tsamara Amany ikut geram atas hal itu!

Ngobrolin politik bareng Merry Ryana

View this post on Instagram

Jalan-jalan dan ngobrol seru bareng Mbak @merryriana seputar politik & kehidupan. • Tungguin di channel Youtube Mbak Merry! •

A post shared by Tsamara Amany Alatas (@tsamaradki) on Aug 6, 2019 at 11:05pm PDT

Di media sosial, Tsamara Amany lagi bercengkrama bareng Merry Ryana. Tak lain mereka membahas isu politik yang semakin panas di kalangan para pemuda. Ditambahkan lagi pecahnya demo mahasiswa di Gedung DPR, sampai ricuh bakar-bakaran.

Diskusi bareng aktivitas Tunisia

View this post on Instagram

Bersama dua perempuan aktivis dari Tunisia Dalel Krichen & Siwar Douss. Mereka cerita bagaimana tantangan pasca revolusi Tunisia. • Sebelumnya mereka berjuang untuk menegakkan demokrasi. Kini mereka berlomba agar tak kalah dengan kaum ultra konservatif. Mereka berusaha untuk mengisi demokrasi dengan pandangan nasionalis & progresif. • Menarik berdiskusi dengan mereka. Demokrasi harus terus dijaga & diisi dengan ide-ide progresif. Jangan sampai mundur & akhirnya punah. • #latepost #copenhagendemocracysummit

A post shared by Tsamara Amany Alatas (@tsamaradki) on Jul 3, 2019 at 6:24am PDT

Tunisia dan Indonesia tentu punya pandangan politik yang berbeda. Tsamara Amany pun ingin tahu lebih dalam terkait hal itu. Dia pun berdiskusi hangat dengan para aktivitas dari Tunisia. Tsamara Amany pun terlihat sangat cerdas dalam membagikan pandangan isu politik di Tanah Air.

Sharing pengalaman berpolitik di hadapan mahasiswa

View this post on Instagram

Edisi balik ke kampus. Senang sekali bisa bertemu mahasiswa/i baru @universitas_paramadina angkatan 2019 • Lebih senang lagi karena yang jadi moderatornya sahabat sendiri satu angkatan, satu jurusan, satu perjuangan, @laails • • Saya sharing pengalaman ketika dulu menjadi mahasiswa. Bagaimana sulitnya mengatur waktu antara menjadi politisi dan mengerjakan skripsi agar bisa lulus 3,5 tahun. Tapi semuanya worth it kok! • Justru saran saya untuk teman-teman yang baru masuk kuliah, jangan hanya habiskan waktu di ruang kelas. Tapi juga mulai cari pengalaman melalui magang & build network yang akan sangat penting pasca nanti kamu selesai studi. • Selamat kuliah! Have fun! 😛 • Thanks @semaparamadina.

A post shared by Tsamara Amany Alatas (@tsamaradki) on Sep 9, 2019 at 9:33pm PDT

Belum lama ini, Tsamara Amany juga menjadi pembicara di kampusnya, Universitas Paramadina. Dia berbagi pengalaman di hadapan mahasiswa selama menggeluti dunia politik, serta suka duka menjadi politisi muda. Di sini gaya Tsamara Amany sangat mencuri perhatian!

(Martin Bagya Kertiyasa)