MASYARAKAT Indonesia sudah cukup familiar dengan pijat. Aktivitas yang sudah dilakukan sejak lama ini dianggap mampu mengusir letih dan bisa membuat tubuh merasa segar kembali.
Tapi, bagaimana dengan pijat bayi, apakah Anda pernah mendengar sebelumnya? Pijat bayi merupakan salah satu aktivitas yang bisa dilakukan ibu maupun bapak kepada anak. Manfaat melakukan ini sangat banyak, salah satunya adalah untuk menunjang pertumbuhan si kecil, khususnya di usianya yang masih sangat muda.
Seperti yang dijelaskan Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan Dr. dr. Ina Rosalina Sp.A(K), M.Kes, MH. Kes, salah satu manfaat yang sangat terasa dari pijat bayi itu sendiri adalah bonding antara bayi dan ibu akan tercipta dengan baik. Kondisi ini tentunya akan berdampak baik pada tumbuh kembang bayi.
Baca juga: Intip Gaya Busana Pria Bule Kekasih Baru Agnez Mo, Bukan Chris Brown Loh!
"Hubungan bayi dan ibu akan sangat terjalin erat ketika pijat bayi ini dilakukan sesering mungkin. Tidak mesti lama, cukup 10 hingga 15 menit sekali dalam sehari sudah boleh. Hal yang penting dilakukan adalah jangan kemudian memijat bayi ketika mereka sedang tidak ingin dipijat atau saat bayi ingin tidur," ungkapnya pada awak media di acara Konfrensi Pers Gerakan Pijat Bayi Nasional by Johnson's di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (4/7/2018).
Selain manfaat bonding, untuk urusan medis, pijat bayi juga bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah, meningkatkan fungsi kognitif anak, hingga membuat si bayi terhindar dari masalah stunting. Hal ini berkaitan dengan nafsu makan yang baik.
"Percaya atau tidak, pijat bayi itu sama seperti olahraga untuk si bayi. Setelah dipijat, bayi akan merasa lapar dan ini yang membuat nafsu makan dia tinggi. Jika asupan ASI-nya baik, maka nutrisi dalam tubuhnya juga akan terjaga. Masalah stunting pun bisa diminimalisir," sambungnya.
Ada hal penting yang mestinya menjadi perhatian para ibu sebelum melakukan pijat bayi ini. Ditegaskan dr. Ina, jika hasilnya ingin maksimal, jangan yang memijat itu dukun atau pengasuh anak. Ada baiknya langsung sang ibu atau ayah.
"Pijat bayi akan lebih terasa manfaatnya untuk si kecil jika ibunya yang memijat atau ayahnya juga boleh. Selain lebih mengenali bagaimana kondisi anak, manfaat bonding itu akan lebih terasa dan ini juga menghindar anak mendapat masalah lanjutan," tegasnya.
Baca juga: Kemenkes Instruksikan BPOM Cabut Izin Edar Susu Kental Manis, Ini Alasannya!
Sedikit tambahan, jika memang ibu sudah ingin melakukannya sendiri, tambah dr. Ina, usahakan sang ibu jangan memijat sembari main ponsel atau melakukan aktivitas di luar pijatan. Jadi, ibu harus fokus sama bayinya. "Salah satu yang bisa dilakukan misalnya dengan memijat sembari bernyanyi atau berdoa bersama. Intinya, ibu benar-benar memberikan perhatian penuh ke si anak," tambahnya.
(Dinno Baskoro)