PEMERINTAH akan menata wajah Kebun Raya Bogor menjadi kawasan wisata ilmiah dan mempercantik diri untuk membidik generasi milenial.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Enny Sudarmonowati di Bogor, Minggu (11/3/2018), mengatakan selain menata lanskap kebun raya menjadi wisata konservasi dengan spot-spot yang "instragrammable", kawasan itu dikembangkan menjadi basis wisata ilmiah.
"Tujuannya agar masyarakat dan generasi muda memahami sejarah dan keberhasilan hasil penelitian anak bangsa terhadap beragam tumbuhan tropis yang bisa dikembangkan di Indonesia sejak ratusan tahun lalu, salah satu diantaranya kelapa sawit," katanya seusai mendampingi Presiden Jokowi melakukan penandatanganan Prasasti Plasma Nutfah Kelapa sawit Indonesia, LIPI di Tugu 2 Abad Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Kebun Raya Bogor.
Menurut Enny, sejak pertama kali ditanam di Indonesia tahun 1848 atau 200 tahun lalu, tidak pernah ada yang menyangka bahwa perkembangan sawit begitu dasyat.
"Hasil penelitian sawit yang bermula dari empat pohon asal Afrika di Kebun Raya Bogor itu, kini mampu mengubah wajah perekonomian Indonesia menjadi lebih baik," katanya.
Dalam kesempatan ini Plt Kepala LIPI Prof Bambang Subiyanto menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo menginginkan Kebun Raya Bogor ditata kembali dengan meningkatkan fasilitasnya sehingga menjadi lebih menarik.
"Pesan resminya presiden, Kebun Raya Bogor harus ditingkatkan fasilitas dan perlu penataan kembali "landscape" agar lebih menarik," kata Prof Bambang Subiyanto.
Presiden secara khusus hadir menandatangani prasasti Dua Abad Kebun Raya Bogor di depan Tugu Dua Abad Kebun Raya Bogor setelah menyaksikan lomba burung berkicau yang berada satu lokasi di Kebun Raya Bogor.
Sebelum menandatangani prasasti, Presiden terlihat berbincang-bincang dengan Plt LIPI dan Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Prof Enny Sudarmonowati, didampingi Menteri KLHK Siti Nurbaya serta Teten Masduki.
(Baca Juga: Kebun Raya Bogor Ditargetkan Jadi Warisan Dunia UNESCO 2020)
Usai berbicang-bincang, presiden menandatangani kedua prasasti, lalu mengajak seluruh staf LIPI untuk berfoto bersama di depan Tugu Dua Abad Kebun Raya, tanpa memberikan keterangan kepada awak media.
Menurut Bambang, dalam perbicangan dengan presiden tersebut, LIPI diminta untuk menjadikan Kebun Raya Singapura sebagai pembanding dalam mengembangkan Kebun Raya Bogor agar lebih menarik lagi. "Presiden ingin Kebun Raya Bogor diarahkan semenarik mungkin," katanya.
(Baca Juga: Sisi Lain Kebun Raya Bogor Bikin Bulu Kuduk Merinding sekaligus Penasaran)
Selain itu presiden juga meminta agar pagar-pagar beton yang ada di Kebun Raya Bogor ditutupi dengan tumbuhan sehingga tidak kelihatan beton dan pagar besinya. "Beliau bilang cukup berikan pagar tanaman hidup, dan lereng diberi tanaman merambat. Kebun Raya Bogor tidak boleh kelihatan semennya," kata Bambang.
Terkait penandatangani prasasti Dua Abad Kebun Raya Bogor, menurut Bambang ada dua hal yang melandasi perlunya penandatanganan tersebut yakni pendirian Kebun Raya Bogor tahun 1817 menjadi cikal bakal berdirinya institusi ilmiah di Indonesia.
(Baca Juga: 5 Aktris Wanita Kenakan Gaun Nyaris Bugil di Academy Awards dari Tahun ke Tahun)
Menurutnya, hal itu sebagai sejarah yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia. Kebun Raya Bogor menjadi bukti dimulainya kesadaran Bangsa Indonesia terhadap pentingnya penerapan ilmu pengetahuan dalam pemanfaatan sumber daya tumbuhan, khususnya untuk kepentingan ekonomi negara.
"Sejarah membuktikan kehadiran kebun raya telah mampu memperbaiki perekonomian negara melalui pengembangan potensi berbagai jenis tumbuhan, termasuk kelapa sawit, dan kina," kata Bambang.
(Muhammad Saifullah )