Sebelum Nge-Vaping, Ketahui Dulu Mitos dan Fakta Rokok Elektrik

Maria Amanda Inkiriwang, Jurnalis
Sabtu 11 Februari 2017 09:00 WIB
Ilustrasi (Foto: Medicaldaily)
Share :

SEJAK kemunculan rokok elektrik, banyak orang ingin menjadi vapor. Tak terkecuali mereka yang sama sekali tidak merokok. Ada beberapa pembelaan yang mengatakan, rokok elektrik lebih sehat dibandingkan rokok tembakau. Padahal, belum tentu menyehatkan.

Untuk meluruskan kekeliruan, coba tengok mitos dan fakta soal rokok elektrik, dilansir dari Medicaldaily, Sabtu (11/2/2017),

Fakta: uap rokok elektrik mengandung formaldehida

Pada 2015, Journal of Medicine mengungkapkan, terdapat kandungan formaldehida dalam uap rokok elektrik. Hal ini membahayakan kesehatan paru bagi mereka yang menghirupnya.

Mitos: rokok elektrik membantu orang berhenti merokok

Sebuah laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan, tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan, rokok elektrik dapat membuat orang berhenti merokok. Menurut Anna Gilmore, profesor kesehatan masyarakat di University of Bath, sementara rokok elektrik menawarkan peluang kesehatan yang besar, tetapi ada pula dampak risikonya.

Fakta: rokok elektrik menurunkan kekebalan tubuh

Rokok elektrik menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan infeksi dan kuman penyakit. Menurut Sciencenews, tikus yang terkena uap asap rokok selama dua minggu mengalami peningkatan peradangan dan kerentanan terhadap infeksi.

Mitos: rokok elektrik tidak merugikan paru-paru

Sebuah studi 2014 menemukan, rokok elektrik memiliki efek jangka pendek yang sama ketika Anda menghisap rokok tembakau. Hal ini juga disebutkan dalam Sciencenews.

(Helmi Ade Saputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya