KOTA Depok memberikan satu rekomendasi untuk para pecinta batik. Pemerintah Kota Depok bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) menggandeng pusat perbelanjaan Depok Town Square (Detos) membuka gerai Pusat Batik Indonesia.
Kain batik sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya dunia sejak 2009. Ketua Dektranasda Depok, Elly Farida meresmikan Pusat Batik Indonesia hari ini.
“Kita patut berbangga dengan kain batik. Batik sudah menjadi milik dan kebanggaan Indonesia. Depok juga terus meningkatkan para UKM untuk lebih berkreatif produksi kain batik,” kata Elly, istri Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad ini di Depok, Rabu (16/3/2016).
Salah satu jenis batik asal Pekalongan, Jawa Tengah adalah batik tulis. Ternyata pembuatan batik tulis membutuhkan keuletan, kesabaran, dan ketelatenan. Bahkan jika belum terampil, membutuhkan waktu selama tiga bulan untuk menulis di atas dua meter kain batik.
Salah satu pengrajin batik, Den Bejo menjelaskan bahwa batik tulis masih tetap tren seiring perkembangan zaman.
“Ini saya membuat pola dulu sampai harus menulis di kain dua meter kurang lebih butuh waktu satu bulan. Tapi kalau yang belum terampil, bisa sampai tiga bulan,” katanya.
Batik tulis memiliki keunggulan warna yang lebih cerah dan corak yang lebih detail. Menurutnya, ada kesulitan dan perbedaan tersendiri antara melukis kain batik tulis dengan batik cap.
“Kalau batik tulis kesulitannnya jangan sampai meluber malam yang diukir. Itu butuh kesabaran. Kelihatan dari coraknya kalau sudah terampil, maka akan lebih detail,” ungkapnya.
Batik tulis biasa dipakai para pejabat ataupun PNS di kementerian. Sedikitnya, ada 90 lebih toko UKM di Detos yang menyediakan berbagai kebutuhan kain batik bagi para pengunjung.
(Tuty Ocktaviany)